Tuesday, February 26, 2013

Surviving Weekend: Natamorta & Tamagochi

Halo guys! Lagi-lagi gue mau nge-review event daaan kali ini event(s) yang mau gue review adalah Natamorta dan Tamagochi 4: Tsuyu Matsuri!

Natamorta dulu yuk.

Ini dia pameran tahunannya (cmiiw) DKV ITB. Yang ngurusin 3 angkatan, makanya pamerannya gede banget, terbagi juga jadi 3 hari, dari Kamis sampe Sabtu. Tapi gue cuma dateng yang hari Sabtu (23/02) karena di hari itu, bandnya Verol (rhythm guitarist), Jehan (vocalist), Randy (drummist eh drummer), Ricky (bassist), Rahmi (lead guitarist), dan Ezra (keyboardist) yang semuanya dari Genshiken, Felix Shelter, dikasih kesempatan buat manggung ngisi acara selama 30 menit :)

Nah, Natamorta ini berlokasi di Gedung Perusahaan Gas Negara, Braga. Deket Braga Citywalk gitu deh. Dan ternyata isinya nggak cuma pameran, ada semacam talkshow, workshop, dan lomba juga. Cuma waktu hari ketiga emang isinya cuma pameran sama performance. And as expected, karya yang dipamerin keren-keren! Pameran karyanya ada di dua lantai, dan terbagi lagi ke beberapa area sesuai tema Natamorta, hidup dan mati. Gue nggak afal apa-apa aja areanya hehehe. Dan ternyata nggak cuma anak DKV ITB yang pameran, ternyata ada juga dari prodi lain, bahkan DKV universitas lain juga ada, karena diundang sebagai delegasi. Anyway, ini gue kasih beberapa cuplikan karya yang sempat difoto yaa.

(All photos in this post are courtesy of Akhfi.)



yang ini bikinan Tandy

yang ini bikinan Nana



bagus-bagus kan? :D

Dan nggak hanya karyanya yang keren-keren, yang perform hari ini pun kece-kece banget! Yang gue inget ada band dari ITB Jazz, kak Etza Meisyara (iya, anaknya doswal aing), dan pastinya Felix Shelter ;) Felix ngebawain beberapa lagu, antara lain Make It Mine - Jason Mraz, Hadirmu - Maliq & D'Essentials, Terjebak Nostalgia - Raisa, Stay Away - L'arc~en~ciel, dan lagu sendiri yang berjudul Pesonanya. Emang sih mereka terbentuk dari Genshiken yang notabene identik sama jejepangan, tapi lagu-lagu yang mereka bawain justru jarang jejepangannya lho, mostly pop - jazz gitu. Dan meski Felix mungkin bisa dibilang jam terbangnya paling rendah dibanding yang lain yang tampil waktu itu dan ada kekurangan disana-sini, but sure they did a good job!*

*Gue ngomong bukan sebagai manajer bandnya tapi sebagai audiens HEHEHE.

Overall, gue nggak nyesel deh dateng ke Natamorta. Asik bro. Tapi mungkin ada beberapa kekurangan, kayak penempatan karya yang terlalu berdempetan dan kurang maksimal (jadi kadang suka ada yang ke-skip), well mungkin karena karya yang dipamerin banyak dan space terbatas ya. Stand makanan juga untuk ukuran pameran sebesar itu menurut gue kurang, entah kurang variatif, kurang menarik atau kurang banyak hehehe. Yaudahlahya, taun depan gue akan dateng lagi. Good job, IPPDIG! :D

Lanjut ke event kedua, event taunannya Niji, klub jejepangannya SMAN 5 nih, Tamagochi 4: Tsuyu Matsuri!

Sebenernya gue ke acara ini dengan dua motivasi: Felix Shelter tampil juga dan makanannya. Well, bukan matsuri namanya kalo nggak ada makanan Jepangnya, minimal takoyaki. Dan gue jarang-jarang makan gituan kalo nggak ada event hehehe.

Kesan pertama gue ke Tamagochi adalah: kok sepi? Wah ternyata gue yang kepagian, hahaha. Gue dateng jam setengah 10an karena katanya Felix Shelter dapet giliran tampil jam 10. KATANYA. Ternyata diundur jadi agak siangan, yaudahlahya. Oh ya, Felix bisa tampil disini gara-gara lolos audisi sebelumnya. Tamagochi ngambil 3 band terbaik yang nantinya bakal tampil di acara, lalu dipilih lagi juara 1, 2, dan 3nya. Lumayan lho, juara 1 kalo nggak salah dapet IDR 150k hohoho. Lumayan kan~

Makin sore, yang dateng makin banyak. Dan nggak cuma 'orang biasa' aja tentunya, cosplayer bertebaran disana-sini, dari mulai yang medioker sampe yang *maaf* parah. :P lho, emang nggak ada yang bagus? Hihihi, menurut gue sih nggak. Dan mungkin memang udah bukan masanya ya gue dateng ke matsuri tingkat SMA gini, karena gue hampir nggak menikmati sama sekali. 3 meter sekali ada aja cosplayer yang bisa gue tsukkomi. Cuci mata pun aku tak bisa 8( Makanan Jepangnya juga ternyata cuma ada takoyaki, okonomiyaki, hokben yang mahal dan nggak akan gue beli, dan sushi-sushian. Akhirnya gue cuma jajan takoyaki. Yaudahlahya, lo kira ini GJ UI sama Ennichisai yang makanan enaknya melimpah? :))

Back to the main event. Felix dapet giliran terakhir tampil di antara dua band lainnya. Band pertama bahkan sempet bawain Shuraba-nya Tokyo Jihen, tapi sayang, vokalnya kurang bagus (cessi shiina-ringo-minded, red), padahal musiknya udah oke. Band kedua kebalikannya. Musiknya nggak sebagus band pertama, tapi vokalnya bagus. Lalu tibalah giliran Felix Shelter yang ngebawain Konayuki (lagu wajib yang dipilih, gue lupa siapa penyanyi aslinya) dan Stay Away-nya L'arc~en~ciel. Somehow penampilan mereka lebih bagus di Natamorta, dan akhirnya dapet juara tiga. That's okay though, namanya juga masih baru ya hehe (fyi: dua band sebelum mereka udah lebih punya nama). Yang salah-salah dijadiin pelajaran aja. Yang penting lega udah tampil. :)

Oh ya, dan nggak hanya lomba band, di Tamagochi juga ada lomba vocal group dan cosplay. Tapi gue nggak terlalu meratiin karena ya itu tadi, gue nggak menikmati 8')) tapi vocal groupnya lumayan bagus-bagus kok. Setelah Felix tampil dan nunggu lama buat pengumuman pemenang di akhir acara, gue kira anak-anak bakal pulang, ternyata mereka masih nunggu acara puncaknya yaitu performance yang salah satunya oleh idol group lokal bernama L*m*n* Sc*rl*t. Wah ternyata disini banyak wota, pas mereka tampil fans-fansnya langsung berkerubung di depan panggung. Mau nggak mau gue harus ikut nonton dan DAFUQ IS THIS I DON'T EVEN.. Ya gitu lah bayangin aja 4 cewek (yang kayak anak SMP ternyata udah pada kuliah, err), nggak lucu menurut gue, menari-nari sambil lipsync di atas panggung. Mungkin maksudnya karena JKT48 kemahalan, akhirnya ambil yang lokal kali ya. But still, it doesn't even worth to watch, akhirnya belom kelar lagu pertama gue melipir aja ke stand-stand. Trus temen gue ternyata banyak yang suka mereka dan bahkan pengen ngundang mereka ke acara unit kita fffuuuu8472910e1y^$%#$@%(. My disappointment goes to you, comrades. 8"(

Ini gue kasih foto-foto acaranya aja deh biar isinya nggak cercaan gue melulu. Haha.

vocal group

the almighty takoyaki! :9

ini nih band yang bawain Tokyo Jihen

..never mind.

Wah fotonya Felix Shelter yang lagi manggung nggak ada di kamera rupanya, ada di hp tapi males mindahinnya ehehehe.

Overall, seperti yang gue katakan sebelumnya, tanpa bermaksud sombong atau apapun, no offense, gue nggak akan dateng ke matsuri tingkat SMA kalo nggak ada motivasi kuat (baca: band pacar tampil, reuni sama sahabat SMA, dll). Tamagochi nggak jelek kok, tapi ya emang not my cup of tea hehe. Mungkin tahun depan standnya bisa lebih diperkaya lagi kali ya dan hadiah buat juara bandnya digedein. *sembarangan*

Yak, sekian dulu laporan event super subyektif dari gue. Kalo ada event menarik lagi nanti gue ceritain disini. Dadah!!!

Hasil Renungan di Kamar Mandi

"Kamu nanti mau jadi apa?"

Pertanyaan itu mungkin nggak hanya gue, tapi tiap orang terutama yang masih muda pasti pernah ditanyain pertanyaan yang sama. Bahkan sejak kecil pun kita udah ditanya, "cita-citanya mau jadi apa?" Lalu dengan cepat dan bangganya kita menyebutkan satu profesi, dimana jawaban yang paling mainstream adalah dokter, polisi, pemain bola, astronot, dan lain-lain. Dulu gue jawab, polisi. Karena waktu itu polisi wanita tampak keren di mata gue. Lalu suatu ketika berubah lagi menjadi ibu rumah tangga, karena menurut gue ibu rumah tangga tampak nyantai, tapi pekerjaan yang mulia. Terakhir, waktu SD lupa kelas berapa, gue pernah menulis ingin menjadi seorang drummer. Ya, karena waktu itu gue baru dapet banyak influence musik, terutama band-band semacam Linkin Park, Blink 182, Simple Plan, dan Good Charlotte, yang bikin gue makin pengen bisa main musik. Dan entah kenapa, menurut gue, drummer adalah yang paling keren dan asik. Sayang, 'cita-cita' gue ini pada akhirnya cuma jadi wacana dan mimpi impulsif belaka karena gue nggak pernah belajar musik ataupun punya alatnya. Alasan lebih tepatnya sih, mungkin karena passion gue kurang kuat dan gue cuma mau keren-kerenan aja.

Setelah itu, cita-cita gue berubah terus-terusan. Pernah penulis, pernah sineas, pernah diplomat, pernah kerja di penerbitan buku, pernah kerja di advertising, pernah ilustrator. Yang terakhir, ilustrator, muncul setelah gue mantap pengen kuliah di FSRD ITB, dan ternyata dapet, alhamdulillah. Lalu entah kenapa, setelah kuliah disana dan masuk jurusan, justru gue bingung mau jadi apa.

Seniman kah? Akademisi kah? Tetap ilustrator kah? Atau pekerjaan lain? Lho, mana keteguhan dan passion yang gue punya dua tahun lalu?

Di sisi lain, temen-temen gue tampak udah banyak yang menetapkan cita-citanya. Desainer grafis, animator Pixar, desainer mobil merk ternama, ilustrator, seniman, kurator, fashion designer, direktur utama, akuntan, diplomat, tentara, kerja di perusahaan migas asing.. Macem-macem deh. Mereka keliatan punya visi yang jelas soal masa depan mereka itu. Sedangkan gue, di usia yang  menginjak kepala dua tahun ini, masih mencari, meraba-raba masa depan gue. I really don't have any idea. Padahal,  dua tahun lalu gue pernah merancang yang namanya dreamscape, yaitu semacam timeline mimpi gue dimana gue menulis target-target gue di usia tertentu, misalnya di usia segini gue udah jadi ilustrator tingkat dunia, di usia segitu gue melahirkan anak kedua, dan seterusnya sampe gue mati. Lalu setelah gue liat-liat lagi, gue mikir. Kok rasanya kurang sreg. Kok rasanya gue jadi pesimis (atau realistis?) gini. Entahlah. Gue sempet berpikir pengen jadi copywriter, tapi bahkan gambaran gimana kerjanaya dan skill yang dibutuhkan pun gue masih kurang banget (itu sebenernya lahan lulusan DKV). Intinya, di usia segini, gue masih belom tau mau jadi apa.

Di samping soal cita-cita, banyaaak banget dalam diri gue yang perlu banget gue benahi. Sederhananya, biar gue bisa jadi 'orang'. Gue pernah berpikir, alangkah indahnya kalo hidup gue berhenti (bukan dalam artian mati, tapi selamanya disitu, kayak Peter Pan) di usia 18 atauu 19 tahun.. Dan gue sadar sekarang, itu kekanak-kanakan banget. Gue hanya takut menghadapi masa depan. Gue hanya takut menghadapi banyaknya tanggung jawab yang akan dan harus gue pikul sebagai orang dewasa, sebagai bagian dari masyarakat. Gue takut. Dan dengan takutnya gue, gue nggak akan bisa maju dan merancang masa depan gue sendiri, gue sadar itu.

Sebenernya gue udah tau apa yang harus gue lakukan sekarang; membenahi diri gue dan mengikis ketakutan-ketakutan gue. I'm still working on it, and will always be. Beruntunglah kalian yang masih punya passion dan keinginan yang kuat, dan kini sedang semangat mengejar masa depan kalian. Buat yang masih kayak gue, bergegaslah.

Karena, kalo kata om-om The Rolling Stones, time waits for no one.

Wednesday, February 20, 2013

Diri/

Mungkin ini agak telat, tapi gue mau promosi dulu ya hehehe.


Selbst/ adalah sebuah pameran quasi-akademik yang diselenggarakan oleh mahasiswa seni grafis FSRD ITB 2011, sebagai seniman sekaligus penyelenggara pameran.
Merujuk pada sub-judul pameran, alter academy project (proyek sampingan akademis), adalah sebuah bentuk pernyataan pada posisi pameran yang memang tidak tercantum dalam struktur studi para seniman akdemisi-nya. Namun tetap, meskipun bersifat antara, pameran ini tidak serta merta menjadi mandiri dan steril dari manifestasi akademi. 
“Apa yang kami tawarkan dalam pameran ini adalah bagaiamana kami, selaku mahasiswa yang masih mencoba meraba seni rupa, mencoba untuk mengaktualisasi-kan diri melalui apa yang telah kami pelajari tentang seni. Modal pengetahuan -yang mungkin masih berupa pengetahuan teknis dan sedikit estetika modernis- ini kemudian kami gunakan sebagai alat untuk memahami seni, dengan mencoba memahami diri kami pada awalnya melalui peciptaan karya seni, dan semoga ke depannya - jika tidak ada godaan lintas-keprofesian- menentukan bagaiamana individu-individu ini memposisikan dirinya dalam medan seni'”
Pameran ini akan digelar di Galeri Kita, Jl. R.E Martadinata no.157 bandung, akan digelar selama satu minggu per 18 februari 2013.
Selbst, adalah padanan Jerman untuk Self, atau diri. Yang kemudian diperlakukan sebagai titik tolak dari karya seni yang dipamerkan, dan menjadi sentris dalam menentukan bingkai kerja kurator-nya.

Menampilkan karya dari:
Abshar Platisza
Adityo Fajar Nugroho
Ajeng Martia Saputri
Ali Yan Mukhtar
Almira Timanta Ginting
Cessita Putri Mediantari
Dea Aprilia
I Made Ananta Wijaya
Khoirunnisa Qonita
Litya Ainun Putri
Maruto Ardi
Muhammad Ilham Akbar
Putra Ari Setiawan
Rizka Viramadhina
Sabrina Salma
Yohanes Tambunan

Kuratorial oleh: Gumilar Ganjar

Venue: Galeri Kita, Jl. R.E Martadinata no.157 bandung
Pembukaan: 18 Februari 2013, pukul 07.00 pm , Artist Talk: 09:00 pm


(yang diatas copas dari grup karena malas)

Opening sama artist talk-nya emang udah lewat Senin kemaren, tapi tenang! Pamerannya dibuka sampe hari Minggu tanggal 24 Februari 2013 besok. :)

Kenapa namanya "Selbst/"? Well, 'selbst' diambil dari bahasa Jerman yang berarti 'self' atau 'diri'. Kenapa bahasa Jerman? Soalnya grafis dari Jerman (meskipun di pameran ini nggak semuanya berupa karya grafis). Lho grafis kan dari Jepang juga? Iya sih, tapi kan kita nggak belajar ukiyo-e *ngutip dari obrolan kurator-temen*. Lagian kalo pake bahasa Jepang nanti bukan 'Selbst/' tapi 'Jibun~', duh nanti malah dikira pameran sarana aktualisasi diri para weeaboo. Oke alasan yang terakhir ini gue cuma ngasal. Lupakan.

Ini sebenernya pameran ketiga gue setelah Fraktal dan Solus Prohibition, tapi pameran pertama gue yang diadain di luar kampus dan bukan dalam rangka tertentu (Fraktal kan akademik, Solus Prohibition semacam tradisi 'perkenalan' sama jurusan pas baru masuk taun kedua). Ini adalah proyek sampingan akademik dari 16 anak Seni Grafis 2011 termasuk gue.

Mood gue dari mulai awal banget ngerencanain pameran sampe sekarang naik turun. Awalnya gue nggak gitu antusias, bahkan gue jarang ikut ngumpul buat ngomongin pameran dan ngajuin tema karya yang terlintas pertama di otak gue aja. Eh ternyata pas asistensi ke kurator hasilnya membuat gue senang karena gue diarahkan buat bikin semacam drawing visual diary di kertas Canson A5 yang banyak dengan gaya yang sketchy. Lalu gue memilih salah satu alat menggambar favorit gue selain pensil, yaitu drawing pen, dan lahirlah 20 buah karya yang *insya Allah* sudah gue kerjakan sepenuh hati hahaha. Waktu ngerjain karya ini gue merasa fun-fun aja karena emang gue suka, meskipun tetep aja kebiasaan prokras gue membuat gue ngerjain karya baru sekitar H-2minggu dan ngurus display karya H-2. Begitu ngurus display, mood gue turun lagi karena ternyata nge-display karya nggak semudah yang gue kira apalagi Galeri Kita yang nggak boleh dipaku dan karya gue yang displaynya agak nyusahin (pake mdf yang dikasih cantelan, trus digantung di nilon). Jadilah karya gue yang terakhir kelar di-display hahaha makasih ya teman-teman yang sudah mau membantu. :"

Nih gue kasih sneak peek pamerannya yah 


   



yiha cakep bener deh ah.

"Interaksi", 21 cm x 14,8 cm, drawing pen on paper, 2013

kiri: perwakilan? pemilik? ah gw lupa! pokoknya orang Galeri Kita *parah banget lu Ces* dan yang kanan itu tentu sang dosen Grafis sekaligus dosen wali tercinta, pastina Pak Tisna Sanjaya.

nah yang ini kuratornya, kak Ganjar (Seni Grafis'09), asdos gamtuk kelas gue pas TPB haha. btw ternyata enak loh dikuratorin doi. (ini nggak lagi ngejilat, sumpah)

enggg kalo ini sih muka-muka tegang pra artist talk. yang kiri lagi latian ngomong, yang kanan keliatan tegang abis 8"))

Photos are courtesy of Juki *nyomot dari album fb*. Kecuali foto kelima, itu dari hape gue hehe.

Kira-kira begitulah. Yang penasaran atau tertarik gimana pamerannya, sok aja langsung dateng ke Galeri Kita, Jl. R.E. Martadinata (Riau) no. 157. Dari dago cuma sekali naik angkot Riung Bandung lho hehehe. Pokoknya kalo udah masuk Jl. R.E. Martadinata (Riau) ya luruuuus aja terus, itu galerinya ada di seberang Ayam Bakar Wong Solo sama kantor Indovision, pas sebelomnya Cafe Bali. Buat yang udah dateng ke pamerannya, makasih banget loh! :D maaf kalo acara dan karya-karyanya masih banyak kekurangan, tapi kami akan terima apresiasinya. And of course, feedbacks are welcome. :)



See you on the next exhibition! *amin*